Kamis, 02 Februari 2012

Masturbasi : Pengertian dan Kontroversi

Masturbasi, onani, atau rancap adalah perangsangan seksual yang sengaja dilakukan pada organ kelamin untuk memperoleh kenikmatan dan kepuasan seksual. Perangsangan ini dapat dilakukan tanpa alat bantu ataupun menggunakan sesuatu objek atau alat, atau kombinasinya. Masturbasi merupakan suatu bentuk autoerotisisme yang paling umum, meskipun ia dapat pula dilakukan dengan bantuan pihak (orang) lain.
Hewan tercatat juga melakukan masturbasi, baik di alam maupun dalam pemeliharaan.
Etimologi
Istilah netral (dalam bahasa indonesia) "masturbasi" dipinjam dari bahasa inggris, masturbation. Ada dua versi etimologi untuk kata ini. Yang pertama adalah dari kata bahasa yunani, mezea (μεζεα, bentuk jamak untuk penis) atau dari gabungan kata bahasa latin, manus (tangan) dan turbare (mengganggu). Versi lainnya adalah gabungan dari kata latin manus (tangan) dan stuprare (mempermainkan), sehingga berarti "mempermainkan [penis] dengan tangan". Dalam bahasa melayu, kegiatan masturbasi dikenal sebagai merancap, namun kata ini dalam penggunaan sehari-hari di indonesia jarang dipergunakan lagi. Akibat masturbasi dalam kultur indonesia dianggap tabu dibicarakan secara terbuka, kata-kata kiasan sering dipakai untuk menyebutkan tindakan ini, seperti "mengocok", "main sabun", dan sebagainya.
Kontroversi masturbasi
Pada banyak masyarakat hingga abad ke-20 masturbasi dianggap sebagai hal yang tidak baik. Anggapan memalukan dan berdosa yang terlanjur tertanam disebabkan karena porsi "penyalahgunaan" pada kata itu hingga kini masih tetap ada dalam terjemahan modern - meskipun para aparatur kesehatan telah sepakat bahwa masturbasi tidak mengakibatkan kerusakan fisik maupun mental. Tidak juga ditemukan bukti bahwa anak kecil yang melakukan perangsangan diri sendiri bisa mengalami celaka.
Yang terjadi adalah, sumber kepuasan seksual yang penting ini oleh beberapa kalangan masih ditanggapi dengan rasa bersalah dan kecemasan karena ketidaktahuan mereka bahwa masturbasi adalah kegiatan yang aman, juga karena pengajaran agama berabad-abad yang menganggapnya sebagai kegiatan yang berdosa. Terlebih lagi, banyak di antara kita telah menerima pesan-pesan negatif dari para orang tua kita, atau pernah dihukum ketika tertangkap basah melakukan masturbasi saat kanak-kanak. Pengaruh kumulatif dari kejadian-kejadian ini seringkali berwujud kebingungan dan rasa berdosa, yang juga seringkali sukar dipilah. Saat di mana masturbasi menjadi begitu berbahaya adalah ketika ia sudah merasuk jiwa (kompulsif). Masturbasi kompulsif - sebagaimana perilaku kejiwaan yang lain - adalah pertanda adanya masalah kejiwaan dan perlu mendapatkan penanganan dari dokter jiwa.
Berlawanan dengan keyakinan kuno, masturbasi tidak akan menyebabkan munculnya birahi tanpa kendali, tidak akan menyebabkan anda buta atau tuli, menyebabkan anda flu, tumbuh rambut pada tangan anda, gagap, atau membunuh anda. Masturbasi adalah ungkapan seksualitas yang alami dan tidak berbahaya bagi pria dan wanita, dan cara yang sangat baik untuk mengalami kenikmatan seksual. Bahkan, beberapa pakar berpendapat bahwa masturbasi bisa meningkatkan kesehatan seksual karena meningkatkan pemahaman seseorang akan bagian-bagian tubuhnya dan dengan cara bagaimana memuaskannya, membangun rasa percaya diri dan sikap dapat memahami diri sendiri. Pengetahuan ini selanjutnya bisa dibawa untuk memperoleh hubungan seksual yang memuaskan di masa depan, baik dengan cara masturbasi bersama-sama pasangan, atau karena bisa memberitahukan pasangannya apa-apa saja yang bisa memuaskan diri mereka. Ini adalah usul yang bagus bagi setiap pasangan untuk membicarakan perilaku masturbasi mereka dan juga untuk menenangkan pasangan jika sewaktu-waktu salah satu di antara mereka lebih memilih untuk melakukan masturbasi daripada sanggama.
Dalam beberapa kejadian, masturbasi bersama-sama mungkin bisa diterima. Dilakukan sendirian ataupun dengan kehadiran pasangan, kegiatan ini bisa sangat menyenangkan dan menambah keintiman, jika ini tidak dianggap sebagai sebuah bentuk penolakan. Seperti kegiatan yang lainnya, jika ini tidak dikomunikasikan dengan baik, masturbasi bisa diterjemahkan sebagai tanda amarah, keterasingan, ataupun ketidakbahagiaan terhadap hubungan yang sedang berlangsung.
Aktivitas seks berupa marsturbasi yang dilakukan dengan pasangan dinamakan masturbasi mutual di mana masing-masing saling merangsang dan saling bermasturbasi atau dengan saling melihat bermasturbasi.
Dengan mengatasi stereotip negatif masyarakat dan perasaan pribadi masing-masing individu tentang masturbasi, maka para pria dan wanita bisa dengan bebas mengeksplorasi dan menikmati seksualitas mereka secara pribadi, dengan cara yang memuaskan. Satu peringatan: untuk tetap memperoleh seks yang aman, masturbasi dengan pasangan bisa merupakan suatu alternatif yang menyenangkan bagi sanggama, sepanjang kontak dengan kelenjar cowper atau lubrikasi vaginal pasangan dihindari, khususnya jika mempunyai goresan atau luka terbuka.
Pandangan agama
Islam
Ada perbedaan pendapat dalam hal ini. Pertama haram, dan kedua boleh-boleh saja. Ulama yang berpendapat demikian, mendasarkan keharamannya pada al-qur'an surah al-mu'minuun:5-7, yang artinya: "dan orang orang yang mememelihara kemaluannya kecuali terhadap istrinya atau hamba sahaya, mereka yang demikian itu tak tercela. Tetapi barangsiapa mau selain yang demikian itu, maka mereka itu orang-orang yang melewati batas." keharaman ini juga didasarkan pada alasan bahwa orang yang onani itu ibaratnya melepaskan syahwatnya bukan pada tempatnya. Seperti itu jelas tidak diperbolehkan.
Sedang ulama yang memperbolehkan onani atau masturbasi ini beralasan bahwa mani adalah sesuatu yang lebih. Karenanya boleh dikeluarkan. Bahkan hal itu diibaratkan dengan memotong daging lebih. Pendapat demikian ini didukung imam hambali dan ibnu hazm. Sedang ulama hanafiah memberikan batas kebolehan dalam keadaan:
  1.        Karena takut melakukan perzinaan;
  2.        Karena tidak mampu kawin (tapi syahwat berlebihan).
rasulullah saw juga telah mengajarkan bagaimana menghindari luapan birahi, bagi para pemuda yang belum mampu menikah; hendaknya sering-sering melakukan puasa, karena puasa itu hikmah, dan puasa bisa membendung syahwat atau nafsu birahi. Sabda rasul: "hai para pemuda, barang siapa di antara kalian sudah ada kemampuan (fisik dan modal berumah tangga), maka kawinlah karena perkawinan itu bisa menjinakkan pandangan dan kemaluan. Tetapi barangsiapa yang belum mampu, maka hendaknya ia berpuasa, sebab puasa itu bisa membendung syahwat. (hr. Bukhari).

Masturbasi/ Onani dan Kanker Prostat

 

Menurut penelitian baru dari peneliti Inggris, pria yang sering berhubungan seks di usia 20-an dan 30-an memiliki resiko menderita kanker prostat lebih besar di kemudian hari. Bahkan para peneliti menunjukkan bahwa pria muda yang sering masturbasi (onani), memiliki resiko yang lebih besar menderita kanker prostat, dibandingkan dengan mereka yang sering berhubungan seks dengan pasangan.

Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Polyxeni Dimitropoulou dari
University of Cambridge. Dia dan rekan-rekannya menggunakan kuesioner untuk memeriksa aktivitas seksual lebih dari 400 pria yang telah didiagnosis menderita kanker prostat sebelum usia 60, bersama dengan lebih dari 400 peserta kontrol.

Para peneliti mengajukan pertanyaan tentang seks dalam kehidupan mereka, termasuk usia pada waktu berhubungan seksual pertama kali, frekuensi masturbasi (onani) dan hubungan seksual, jumlah pasangan seksual dan sejarah penyakit menular seksual yang pernah diderita. Peneliti tertarik untuk melihat hubungan antara aktivitas seksual dengan para pria muda, dimana banyak penelitian kanker prostat hanya berfokus pada pria yang lebih tua, sebagai penyakit yang lebih menonjol pada pria di atas 50 tahun.

Frekuensi Seks dan Kadar Hormon

Karena kanker prostat diketahui terkait dengan kadar hormon pria, para peneliti menggunakan frekuensi seks sebagai pembanding. Mereka berteori bahwa pria yang banyak berhubungan seks ketika muda akan memiliki kadar hormon lebih tinggi. Dengan demikian, gairah seks pria yang pernah berhubungan seks lebih dari 20 kali sebulan, menurut penelitian seharusnya lebih rentan terhadap kanker prostat.

Secara keseluruhan ditemukan hubungan yang bermakna antara kanker prostat dan aktivitas seksual pada seorang pria usia 20-an dan antara masturbasi (onani) dan kanker prostat dalam usia 20-an dan 30-an. Namun tidak ada hubungan yang signifikan antara aktivitas seksual dan kanker prostat pada pria usia 40-an.

Ketika peneliti menganalisa data lebih lanjut, ditemukan bahwa pria yang menderita kanker prostat di kemudian hari, memiliki sejarah aktifitas seks dengan frekuensi tertinggi pada masing-masing kelompok dalam satu dekade, termasuk hubungan seksual dan masturbasi (onani).

PMS Dan Risiko Kanker

Hubungan menarik lain yang ditemukan oleh para peneliti adalah kemungkinan adanya hubungan antara Penyakit Menular Seksual (PMS) dan peningkatan resiko kanker prostat. Walaupun temuan ini agak kontroversial, namun dijelaskan bahwa pria-pria dalam penelitiannya yang pernah menderita PMS sebelumnya, memiliki insiden yang lebih tinggi dari kanker prostat ketika tua.

Sebuah penelitian menarik akhir-akhir ini oleh
Lorelei Mucci, seorang asisten profesor epidemiologi di Harvard School of Public Health juga menunjukkan bahwa pria yang telah terinfeksi dengan parasit Trichomonas vaginalis, cenderung mengembangkan kanker prostat yang lebih agresif.

Mucci dan rekan-rekannya meneliti pada lebih dari 650 pria penderita kanker prostat. Mereka mengambil sampel darah dari pria-pria ini untuk menentukan apakah mereka pernah terinfeksi oleh parasit. Meskipun pria-pria yang sudah terinfeksi tidak memiliki risiko mengembangkan kanker prostat lebih tinggi, namun mereka yang sudah terinfeksi mengembangkan bentuk penyakit yang lebih agresif.

Perlindungan Ejakulasi

Salah satu faktor yang lebih membingungkan penelitian Dimitropoulou adalah fakta bahwa ia mengidentifikasi muncul tren kebalikan ketika pria yang sering melakukan hubungan seks pada usia 40-an dan 50-an. Dimana pada usia tersebut, segala aktifitas seks termasuk masturbasi (onani) justru akan mengurangi kemungkinanan mengembangkan kanker prostat. Namun teori ini belum teruji dengan benar dan diperlukan penelitian lebih lanjut.
 
Tulisan ini saya peroleh dari :
http://abidinblog.blogspot.com/2010/01/masturbasi-onani-kanker-prostat.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+abidinblog%2Fkesehatan+%28Kesehatan%29 akses
 3 Februari 2012

Bahaya Seks Bebas

Seks bebas berarti melakukan aktivitas seks dengan pasangan tanpa diikat perkawinan. Melakukan seks bebas sangat dilarang oleh agama manapun. Norma-norma di masyarakat juga menyatakan seks bebas merupakan perbuatan yang terlarang. Pasangan yang melakukan seks bebas akan mendapat sanksi, baik secara hukum negara maupun hukum masyarakat. Budaya seks bebas muncul akibat pergaulan antara pria dan wanita yang bebas. Pergaulan yang bebas antara pria dan wanita biasanya menggiring pada melakukan aktivitas seks meskipun mereka tidak terikat perkawinan. Padahal, pria dan wanita yang belum terikat perkawinan tidak boleh melakukan aktivitas seks.

Penyebab Budaya seks Bebas
Faktor-faktor negatif seperti merebaknya informasi bertema pornografi di media massa dan kurangnya penanaman moral agama, merupakan sebagian faktor yang menyebabkan munculnya budaya seks bebas

Bahaya Seks Bebas
Seks bebas sangat berbahaya, karena sangat bertentangan dengan norma-norma agama, masyarakat, juga negara, hamil di luar nikah, mudah tertular penyakit kelamin dan mudah terserang penyakit menular lainnya.
Berikut beberapa resiko dari perilaku seks bebas :
  1. Hilangnya keperawanan dan keperjakaan Indikasi fisik yang jelas terjadi pada perempuan, yakni robeknya selaput dara
  2. Ketagihan, karena sudah merasakan kenikmatan, maka mudah sekali muncul rasa ketagihan, selalu ingin berbuat, mengulangi dan semakin susah mengendalikan diri
  3. Kehamilan, perilaku seks bebas dapat mengakibatkan kehamilan padahal pasangan tersebut belum terikat secara Perkawinan. Biasanya kehamilan yang disebabkan seks bebas ini merupakan kehamilan yang tidak diinginkan
  4. Aborsi dengan segala resikonya Jika hubungan intim sudah berbuah kehamilan, maka biasanya pasangan tersebut akan melakukan pengguguran kandungan (aborsi). Mereka menganggap aborsi adalah jalan yang terbaik untuk menutup aib dan rasa malu terhadap masyarakat sekitar. Mereka juga belum siap untuk hidup berumah tangga. Resiko dari aborsi antara lain adalah pendarahan, infeksi, kemandulan, bahkan kematian.
  5. Penularan penyakit kelamin dan HIV/ AIDS, penyakit kelamin ditularkan melalui hubungan seksual. Resiko tertular penyakit kelamin semakin besar ketika sering melakukan hubungan seksual secara berganti-ganti pasangan. Hubungan seksual di luar pernikahan berisiko tertular penyakit kelamin karena tidak bisa memastikan pasangannya berpenyakit atau tidak sehingga peluang untuk tertular lebih besar. 
  6. Infeksi saluran reproduksi Remaja perempuan yang sudah aktif secara seksual dibawah usia 20 tahun serta sering berganti-ganti pasangan cenderung mudah terkena kanker mulut rahim.
  7. Perasaan malu, bersalah, berdosa dan tidak berharga, Mereka yang sudah terjerumus pada perilaku seks bebas biasanya selalu di rundung rasa bersalah. Perasaan malu dan bersalah semakin muncul ketika dirinya atau pasangannya di ketahui hamil padahal secara resmi belum menjadi suami istri. Bukan hanya pelakunya yang mendapat aib tapi keluarga besarnya pun ikut mendapat rasa malu juga.

Cara menghindari seks bebas
Seks bebas sangat mudah untuk dihindari. Apabila kita telah memahami begitu berbahaya seks bebas, maka kita akan berusaha untuk menghindarinya. Mempertebal keimanan merupakan benteng yang kukuh untuk menghindari perilaku seks bebas. Selain itu, kita juga harus membatasi pergaulan antara pria dan wanita agar tidak terlalu bebas. Biasanya dari pergaulan yang bebas ini akan menimbulkan keinginan untuk melakukan seks bebas.

Perhatian dari orang tua juga penting untuk menghindari perilaku seks bebas. Orang tua senantiasa mengawasi pergaulan anak-anaknya agar tidak terjerumus pada pergaulan yang merugikan ini. Budaya seks bebas bukan merupakan budaya bangsa Indonesia. Perilaku seks bebas sangat bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Untuk itu, kita harus menolah budaya seks bebas, karena tidak sesuai dengan kepribadian kita.
Seks bebas banyak menimbulkan kerugian dari pada keuntungan. Para remaja yang menjadi korban seks bebas biasanya sering merasa bersalah. Laporan meningkatnya kehamilan di luar nikah pada para remaja sangat mencemaskan kita. Keruntuhan moral merupakan kenyataan yang ada yang harus dihadapi akibat dari budaya seks bebas ini.

Semoga Allah menjagamu dan menghiasimu dengan taqwa!


Sumber : oleh Fajar Setiawan

Tulisan ini saya peroleh dari :
Semoga bermanfaat, buat penulis, pembaca dan yang memublikasikan kebaikan secara jujur. 
 

Tujuh Macam Penyakit Menular Sex

Penyakit menular seksual (PMS) atau biasa disebut infeksi menular seksual adalah penyakit yang menyebar melalui hubungan seks tidak aman. Orang awam lebih sering menyebutnya penyakit kelamin. Mau tahu apa saja yang menyebabkan seseorang terserang PMS?
Orang yang senang bergonta-ganti pasangan, rentan terkena penyakit PMS. Sebab, semakin sering seseorang melakukan hubungan seks dengan orang yang berbeda, semakin besar beragam virus yang dijangkit pasangan kencannya menular. Selain bergonta-ganti pasangan, PMS juga bisa menyerang kepada penikmat seks tidak aman, seperti yang senang melakukan anal seks, atau melakukan hubungan badan lewat dubur.
Untuk mengetahui macam-macan jenis penyakit PMS yang terus mengintai, kami akan paparkan tujuh macam penyakit PMS yang sudah familyar di masyarakat dan tentunya patut diwaspadai.
1. Infeksi Klamidia
Salah satu PMS yang paling umum terjadi, Infeksi Klamidia. Sayangnya, banyak yang tidak menyadari telah terjangkit infeksi klamidia, karenanya, risiko menularnya penyakit tersebut ke pasangan dan berkembang kronis menjadi radang panggul (selangkangan). 
Bila timbul gejala, Infeski Klamidia dapat ditandai dengan keluarnya cairan dari penis/vagina, rasa gatal di kelamin, dan rasa sakit saat buang air kecil dan berhubungan seks. Namun, infeski klamidia dapat diobati dengan antibiotik.
2. Gonore
Gonore adalah jenis PMS yang disebabkan oleh bakteri yang menyerang tidak hanya organ seks, tapi juga tenggorokan atau rektum, tergantung praktik seksual yang dijalankan. Gonore bisa terjadi tanpa gejala. Bila ada, gejalanya sangat mirip dengan Klamidia sehingga banyak yang tidak menyadari telah terjangkit Gonore.
Banyak penderita gonore juga terinfeksi klamidia. Untungnya, antibiotik yang bisa memberantas klamidia juga efektif untuk gonore.
3. Herpes
Herpes genital biasanya disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) Tipe II. Lesi herpes ditemukan di bagian luar maupun dalam alat kelamin, di sekitar anus dan rongga mulut para pasien yang tertular. 
Ironisnya, hingga kini belum ada obat yang mampu mengatasi herpes genital. Namun, dengan pertahanan tubuh yang baik, kemunculan gejala herpes dapat ditekan dan bila sistem kekebalan tubuh buruk, infeksi dapat kambuh.
4. AIDS dan HIV
AIDS adalah PMS paling berbahaya yang disebabkan infeksi HIV (human immunodeficiency virus). Virus ini hadir di semua cairan tubuh, terutama terkonsentrasi di air mani dan darah. 
Penularan HIV terjadi melalui kontak antara cairan tubuh, salah satunya mani yang mengandung virus ini yang masuk ke dalam tubuh manusia. Hingga kini, infeksi HIV/AIDS belum bisa disembuhkan, namun bukan berarti tidak bisa dicegah. Diagnosa dini sangat penting.
Bagi Anda yang pernah berhubungan intim sebelum menikah, baik dengan pekerja seks komersil (PSK) atau dengan pasangan Anda sebelumnya, ada baiknya melakukan diagnosa awal. Pasalnya, semakin cepat diketahui adanya infeksi HIV dalam tubuh Anda, semakin terlindungi calon pasangan Anda saat ini. Selain itu, Anda akan mendapat perawatan medis lebih cepat sehingga bisa meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang harapan hidup.
5. Kutil Kelamin
Kutil kelamin disebabkan oleh virus papiloma manusia (HPV). Kutil biasanya hadir di penis atau vagina dan juga dapat terjadi di sekitar dubur atau rongga mulut. Kutil kelamin dapat diobati dengan krim khusus dan pembedahan. Beberapa vaksin yang melindungi dari kanker serviks juga dapat mencegah virus penyebab kutil kelamin.
6. Sifilis (raja singa)
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Setelah infeksi awal, bakteri menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan ruam kulit, demam, lelah hingga kerontokan rambut. Meski sangat berbahaya, Sifilis dapat diobati dengan antibiotik.
7. Hepatitis
Penyakit Hepatitis banyak ragamnya, Hepatitis B, C, D dan E yang biasa tertular setelah seseorang melakukan hubungan seksual dengan orang yang sudah terkena penyakit tersebut. Namun, Hepatitis B dan D adalah penyakit yang sering dijangkit kepada para penikmat seks bebas.
Virus hepatitis menyerang liver dan dapat menyebabkan sirosis dalam jangka panjang. Meskipun tidak ada obat bagi yang sudah terinfeksi, vaksin Hepatitis B tersedia untuk pencegahan Hepatitis B dan D.
(krt/krt)

Tips Hentikan Onani

Terlepas dari sikap kita masing-masing terhadap onani dan alasan yang mendasarinya, tentunya kita setuju bahwa "segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik". Nah, Jika di antara kita ada yang rajin beronani ria dan ingin mengendalikannya (dengan alasan apapun), berikut ini ada sejumlah hal yang bisa dilirik sebagai langkah-langkah untuk mengurangi (kalau bisa, menghilangkan) kebiasaan onani. Tertarik? Coba kita lihat :

Niat, tujuan, target dan strategi serta waktu evaluasi kemajuan mesti ditetapkan sejak awal. Juga, siapkan hadiah dan hukuman sebagai imbalan. Contohnya, sewalah film kesukaan. Jika berhasil memenuhi target, tontonlah; Jika gagal, kembalikan saja;

Punya diary? Nggak ada salahnya untuk melihat catatan kegiatan "O" itu, misalnya berapa kali sehari / seminggu, pada jam berapa saja dilakukan, kejadian apa yang mengiringinya, dimana dan pada suasana apa saja onani dilakukan. Ngapain pakai lihat catatan segala? Untuk bikin kalender pencapaian target, tentunya;
Susunlah sebuah daftar berjudul "Aktivitas yang Kusukai". Kemudian tuliskan "Onani" (dan aktivitas lain yang berkaitan dengan seks) pada nomor satu, kemudian aktivitas nomor dua, tiga, dan seterusnya. Syaratnya, haruslah aktivitas yang bisa kita lakukan, menyenangkan, dan positif;
Biasanya onani dilakukan di pagi hari dan menjelang tidur pada malam hari. Nah, silakan beronani kecuali di waktu-waktu tersebut;
Jika langkah 4) berhasil, coba langkah selanjutnya: Biasanya onani dilakukan pada saat kita menghadapi suatu masalah, dan kita butuh "rekreasi" sejenak untuk melupakannya. Nah, pilihlah sebuah aktivitas dari daftar untuk dilakukan pada saat kita ingin beronani saat menghadapi masalah;

Onani juga biasanya dilakukan setelah melihat sesuatu yang syuuur. Nah, kurangi konsumsi menu "sjurasic" itu kalau memang pingin mengurangi onani. Cara lain, pakailah karet gelang di tangan. Jika lewat sebuah "pemandangan yang indah", kita bisa menjepret lengan kita untuk mengalihkan perhatian;

Onani juga menjadi pilihan pada waktu tidak bisa tidur atau terjaga di tengah waktu tidur. Nah, kita bisa pilih: Berusaha kembali tidur atau tetap bangun. Jika pingin tidur lagi, pilih aktivitas yang menimbulkan kantuk. Jika ingin tetap terjaga, lakukan aktivitas yang disukai dan menuntut konsentrasi (misalnya, main game) atau lebih baik mandi keramas. Bagi yang muslim bisa dilanjutkan dengan shalat tahajud;

Olahraga bisa meningkatkan vitalitas, sehingga dorongan seksual juga meningkat. Tapi, olahraga juga menghabiskan tenaga yang sedianya digunakan untuk onani.

Onani sering jadi kelanjutan dari ngelamun jorok. Nah, selain teknik karet gelang di atas, selalu sibukkan dirimu dengan tugas-tugas yang harus dikerjakan. Misalnya, jika PR untuk hari ini sudah dikerjakan, lanjutkan dengan PR untuk besok, atau koreksi lagi untuk meningkatkan kualitas PR-mu;

Cobalah untuk menantang dorongan onani. Jika biasanya kita "menyerah" setelah 1 minggu, lain kali coba untuk durasi dua minggu. Ada beberapa "senjata" yang bisa kita gunakan untuk melawan dorongan onani, misalnya meditasi, doa, wacana diri, dll;

Setelah periode waktu tertentu (misalnya satu bulan), evaluasi keberhasilan program. Temukan dan perbaiki kegagalan program.

Nah, selamat mencoba dan semoga berhasil.

Sumber: http://www.bluefame.com/

Dampak Buruk Sering Onani/Masturbasi Bagi Kesehatan

Onani atau masturbasi adalah cara yang dilakukan untuk memuaskan hasrat atau nafsu birahi manusia dengan cara menggosok dengan tangan atau dengan menggunakan alat lain pada alat kelamin. Kebiasaan ini biasanya dilakukan oleh hampir semua anak manusia ketika usianya telah menginjak 14 tahun. Kebiasaan ini sebenarnya dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan fisik maupun psikologis. Berikut ini adalah akibat yang dapat terjadi dari terlalu sering melakukan onani atau masturbasi.
  • Melemahkan alat kelamin. Alat kelamin adalah suatu bagian tubuh yang sangat vital dalam proses perkembang biakan manusia, apabila seseorang terlalu sering melakukan onani / masturbasi maka alat kelamin yang ia miliki dapat melemah atau loyo, terutama pada alat kelamin laki-laki.
  • Bagi perempuan, dapat mengakibatkan lecet pada dinding vagina. Onani / masturbasi yang dilakukan wanita secara berlebihan dapat menyebabkan dinding vagina lecet, apalagi ketika melakukan hal tersebut menggunakan alat bantu yang tidak sewajarnya.
  • Dapat membuat urat-urat tubuh melemah. Onani merupakan suatu kerja keras baik fisik maupun psikologis (berimajenasi tentang hubungan seks). Pada kejadian ini dapat menyebabkan melemahnya otot-otot tubuh karena kontraksi yang dipaksakan secara berlebihan.
  • Onani atau masturbasi dapat menyebabkan ejakulasi dini terutama pada laki-laki.
  • Alat vital dapat mengalami pertumbuhan yang tidak normal, misalnya pada ukuran dapat menyebabkan perbedaan terhadap ukuran yang sewajarnya.
  • Onani dan masturbasi dapat menyebabkan berkurangnya kepekaan penglihatan. Hal ini disebabkan karena kontraksi otot disekitar mata ketika orang melakukan onani atau masturbasi berlebihan dan mengganggu sistem saraf pada mata.
  • Meningkatnya sakit pada persendian tubuh.
  • Pada wanita onani atau masturbasi dapat menyebabkan infeksi alat kelamin apabila dalam melakukan hal tersebut sampai melukai dinding vagina atau dalam melakukan hal tersebut menggunakan alat bantu yang ab-normal.
Itulah tadi beberapa dampak negatif dari seseorang yang terlalu sering melakukan onani / masturbasi.


Sumber: